Alterra lahir untuk menciptakan banyak orang seperti Cecep.
Kisah Cecep mungkin layak difilmkan. Dia masuk ke Alterra sebagai Office Partner (OP). Dua bulan pertama, target Cecep adalah menjadi OP yang bisa dipercaya dan berteman dengan sebanyak mungkin Alterrans. Cecep berusaha datang lebih awal, tidak memilih-milih pekerjaan, dan selalu bahagia saat bekerja.
Alih-alih tidur siang, Cecep memastikan waktu istirahatnya dipakai untuk menambah teman. Lewat salah satu temannya, Cecep mengenal satu pekerjaan yang nampaknya cocok buat dia: Software Tester. Cecep memang hobi memikirkan banyak kemungkinan. Dia bisa berjam-jam mencoba berbagai fitur dari banyak aplikasi. Tapi kemudian, temannya bilang, “Cep, software testing di Alterra itu udah terotomasi, lho. Kamu juga perlu bisa komputer dan bahasa pemrograman. Nggak mudah ini belajarnya kalau dari nol banget.”.
Mendengar itu, Cecep malah makin tertantang. Setiap malam, Cecep mengorbankan 2-3 jam waktu istirahatnya untuk belajar di Alterra. Cecep tidak punya komputer dan setiap akhir pekan harus ke kampung untuk menengok orang tuanya yang lumpuh. Selama 6 bulan tanpa ada libur, Cecep terus belajar. Akhirnya, usaha Cecep berbuah hasil. Cecep lulus tes sebagai QA Engineer di Alterra, setelah dua kali gagal.
Bermodal kegigihan, Cecep berhasil memaksimalkan potensinya dari level hobi menjadi level karir profesional. Tidak berhenti di sana, Cecep juga belajar cara mengajar karena tertarik dan ingin mencoba menjadi mentor di program Alterra Academy yang akan berjalan.
Champion bagi Cecep bukanlah gelar. Dia juga tidak selalu jadi QA Engineer terandal di tim. Bagi Cecep, champion adalah mindset untuk berjuang keras memaksimalkan berbagai potensi diri dan menjadi lebih berguna dari hari kemarin.
Berhasil menemukan potensi barunya dalam hal mengajar, target Cecep sekarang adalah menjadi konsultan/trainer QA Engineer level dunia.