Suri tauladan di Alterra dalam hal people skill adalah Koko.
Koko memang suka menolong dan mudah akrab dengan semua kalangan. Tapi lebih dari itu, Koko dengan ajaib bisa membuat tim—dan bahkan divisinya—untuk jadi lebih positif. Tidak akan ada labelling, stigma, ataupun gibah.
Koko tahu apa yang dibutuhkan seseorang untuk jadi lebih peduli dengan orang lain:
1. Saat baru bergabung di Alterra, hal pertama yang Koko lakukan adalah berteman dengan semua orang di timnya.
Perlu dicatat, standar ‘berteman’ Koko cukup tinggi. Koko akan menghabiskan waktu untuk mendengar hal-hal yang dituturkan rekan-rekannya. Baik saat berdua, di dalam grup, saat makan siang di luar, atau pun saat sedang lenggang di kantor. Koko biasa memulai pembicaraan dengan bercerita terlebih dahulu. Mulai dari hobi, keluarga, sampai hal yang sensitif seperti kesulitan-kesulitan di masa kecil atau kegagalan-kegagalan hidup.
Kerapuhan yang Koko tunjukkan sering kali berhasil memicu rekannya untuk juga bercerita. Koko lalu berupaya menaruh fokus 100% untuk mendengar cerita-cerita tersebut. Setelah mendengar, Koko berusaha berempati. Dia akan menyambut curhatan rekannya dengan cerita-cerita serupa dari dirinya sendiri atau dari kenalannya—jika ada. Sehingga rekannya tidak merasa sendiri.
2. Berdasarkan informasi tersebut, Koko memetakan values masing-masing rekannya.
Koko percaya semua orang punya values-nya masing-masing yang akhirnya menentukan harapan dan ketakutan seseorang. Kedua hal tersebutlah yang ingin Koko ketahui dari setiap rekan kerjanya.
Tentu, ini bukan hal yang mudah. Sebab, selain butuh kedekatan personal, tidak semua orang benar-benar paham apa saja values dirinya. Di banyak kasus, harapan dan ketakutan yang terucap hanyalah puncak gunung es saja. Masih banyak berbagai harapan dan ketakutan lain yang tidak terungkap dan tersimpan di alam bawah sadarnya.
3. Bagi mereka yang sudah cukup jelas harapan dan ketakutannya, Koko akan melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk membantu rekan-rekannya dalam mencapai harapan dan menjauhi ketakutan tersebut.
Koko pernah membantu promosi bisnis temannya, mengajarkan skill yang kebetulan dikuasanya, mengenalkan dengan temannya yang juga sedang mencari pasangan, hingga sesederhana membagikan artikel-artikel yang mungkin bermanfaat.
4. Ternyata, apa yang Koko lakukan punya efek domino.
Rekan-rekan Koko juga balik membantu aspirasi pribadi Koko dan rekan-rekan kerja lainnya. Selain di 1-on-1, Koko memang sering membuat sesi untuk berbagi cerita pribadi saat berkumpul bersama. Tanpa disadari, rekan-rekan satu tim saling memahami values pribadi satu sama lain. Menariknya, selain membuat suasana jadi lebih positif, hal ini juga membuat mereka lebih nyaman untuk berbeda pendapat, berkonflik secara sehat, dan saling mengingatkan satu sama lain. Tim dan divisi pun jadi lebih erat karena kebiasaan yang dimulai oleh Koko.
Pada dasarnya, aksi-aksi Koko ini didasari oleh satu kepercayaan sederhana, yaitu: “Tidak ada manusia yang terlahir jahat”. The more you know someone, the more you can achieve together.